Mengisi Ramadan dengan Aktivitas Bermakna: Cara Anak Tetap Produktif Saat Puasa

Banyak orang tetap bisa beraktivitas dengan semangat dan terus produktif meskipun sedang menjalani puasa, termasuk anak-anak.

Dari cerita anak saya mengenai teman-temannya, masih ada beberapa yang merasa kesulitan menjalankan puasa. Ada yang hanya mampu bertahan hingga waktu Dzuhur, sementara yang lain tetap berpuasa tetapi lebih banyak menghabiskan waktu dengan berbaring atau bermain ponsel. Padahal, sebagian besar dari mereka sudah duduk di kelas 3 SD ke atas.

Rasa lapar, kantuk, serta cuaca panas di Lamongan akhir-akhir ini menjadi tantangan tersendiri bagi siapa pun yang menjalani ibadah puasa, terutama bagi anak-anak.

Sebenarnya, menjalani Ramadan dengan penuh aktivitas dan produktivitas baru dilakukan oleh anak sulung saya tahun ini, tepat saat usianya menginjak 10 tahun dan duduk di kelas 4 SD. Sebelumnya, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain sendiri atau bersama teman, menonton TV, atau tidur.

Di hari kelima Ramadan kali ini, saya mulai mengarahkannya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang lebih produktif. Sebagian besar kegiatan tersebut berupa tantangan yang saya temukan dari beberapa akun Instagram.

Sebetulnya, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan anak-anak agar tidak terus-menerus bermain game di ponsel, menonton TV, atau tidur selama bulan puasa.

Kunci utama agar anak tetap aktif dan produktif sebenarnya terletak pada kegiatan yang sesuai dengan minat atau hobi mereka. Jika sesuatu berkaitan dengan kesukaan mereka, biasanya anak akan melakukannya dengan senang hati tanpa paksaan.

Karena anak-anak saya menyukai menggambar, mewarnai, dan membaca cerita, maka sebagian besar aktivitas mereka berpusat pada hal-hal tersebut. Berikut beberapa kegiatan yang saya arahkan untuk mereka selama Ramadan:

1. Menggambar dan mewarnai

Kecintaannya terhadap menggambar semakin meningkat setelah ia kalah dalam lomba kaligrafi beberapa hari sebelum Ramadan.

Saat itu, saya menjelaskan kepadanya bahwa kekalahannya bukan karena kurang berbakat, tetapi karena kurangnya latihan dibandingkan teman-temannya yang sudah berlatih sejak dini. Oleh karena itu, saya mulai mengarahkannya untuk belajar menggambar dan mewarnai melalui berbagai video tutorial di YouTube dan Instagram.

Untuk mendukungnya, saya membuat akun media sosial khusus untuk anak-anak dan mengikuti beberapa akun edukatif yang bisa menjadi sumber pembelajaran. Selain itu, saya juga mendaftarkannya dalam beberapa lomba mewarnai di Instagram sebagai bentuk tantangan sekaligus cara mengarahkan kegiatannya ke arah yang lebih bermanfaat. Soal menang atau kalah bukanlah prioritas utama, yang penting ia mendapatkan pengalaman dan proses belajar.

Saat memiliki waktu luang, ia juga sering menggambar doodle atas inisiatif sendiri. Sebagai bentuk apresiasi, saya mendokumentasikan hasil karyanya dan mengunggahnya ke akun Instagram pribadinya sebagai portofolio. Dengan cara ini, ia dapat terus mengasah keterampilannya, terutama saat banyak waktu luang karena libur sekolah.

2. Membuat video setoran hafalan Al-Qur’an

Di Instagram, cukup banyak lomba membaca Al-Qur’an untuk anak-anak, mulai dari kategori qiroah, tahfidz, hingga menghafal dengan gerakan tangan.

Mengikuti tantangan ini membantu anak-anak untuk melatih cara membaca yang baik serta meningkatkan hafalan mereka secara tidak langsung. Selain itu, mereka juga menjadi lebih percaya diri dalam melantunkan ayat-ayat suci.

3. Jurnal membaca

Saya dan suami sebenarnya bukan tipe orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin membaca buku. Namun, seiring waktu, mereka justru mulai menikmati membaca dengan sendirinya.

Melihat minat tersebut, saya semakin mendorong mereka untuk membuat jurnal membaca, mencatat buku apa saja yang sudah mereka baca, dan mendiskusikannya bersama. Dengan begitu, mereka tidak hanya membaca, tetapi juga memahami isi cerita dan mengasah kemampuan berpikir kritis mereka.

4. Mengikuti kuis dan menonton video edukasi Islam

Ada satu akun Instagram yang awalnya berasal dari film animasi Islam anak-anak. Akun ini sering mengadakan tantangan bagi anak-anak untuk membuat video aktivitas positif, salah satunya adalah setoran hafalan ayat Al-Qur’an.

Selain itu, akun ini juga sering mengadakan kuis interaktif dan membagikan konten edukatif tentang Islam, yang menjadikan kegiatan belajar agama lebih menarik dan menyenangkan bagi anak-anak.

Dengan mengarahkan mereka ke berbagai kegiatan yang produktif dan menyenangkan, saya berharap Ramadan tidak hanya menjadi momen berpuasa, tetapi juga menjadi waktu yang penuh dengan pengalaman berharga dan pembelajaran bagi anak-anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *